Sawo
manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang
berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh
manila, atau ciku (Mly.).
Kingdom:
|
Plantae
|
Divisi:
|
Magnoliophyta
|
Kelas:
|
Magnoliopsida
|
Ordo:
|
Ericales
|
Famili:
|
Sapotaceae
|
Genus:
|
Manilkara
|
Spesies:
|
M.
zapota
|
Nama binomial
|
|
Manilkara
zapota
(L.) P. Royen |
|
Sinonim
|
|
· Achras zapota L.
· Manilkara zapotilla (Jacq.) Gilley
· M. achras (Mill.)
Forsberg.
|
Sawo
manila merupakan buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Wilayah ini adalah produsen
dan sekaligus konsumen utama buah ini di dunia. Sawo disukai terutama karena
rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut. Kebanyakan buah sawo manila
dimakan dalam keadaan segar sebagai buah meja. Akan tetapi sawo dapat pula
diolah menjadi serbat (sherbet), dicampurkan ke dalam es krim, atau dijadikan selai.
Sari buah sawo dapat dipekatkan menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka.
Getahnya dapat dijadikan lem ataupun pernis.
Getah
pohon sawo disadap di Amerika,
dikentalkan menjadi chicle yang merupakan bahan permen karet alami. Getah ini juga
diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi. Kayu
sawo berkualitas bagus, tergolong kayu keras dan berat, dengan tekstur halus
dan pola warna yang menarik. Kayu ini terutama disukai sebagai bahan perabot
dan ukir-ukiran,
termasuk untuk pembuatan patung, karena sifatnya
yang mudah dikerjakan dan mudah dipelitur dengan hasil yang baik. Kayu sawo
memiliki keawetan yang baik, tahan terhadap serangan jamur dan serangga. Kayu ini juga merupakan favorit
anak-anak di Jawa untuk membuat gasing.
Kulit
kayunya menghasilkan tanin, yang secara tradisional digunakan nelayan sebagai
bahan pencelup (ubar) layar dan alat pancing. Beberapa bagian pohon sawo juga
digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi diare (tanin yang
terkandung pada kulit batang), demam
(tanin dan biji), dan bahan bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin
(bunga). Menurut penelitian yang dikutip Setiawan Dalimartha bahwa
secara in vitro, ekstrak daun sawo manila dengan kadar 0,5%, 1%,
dan 2% dapat meningkatkan kelarutan batu ginjal dan garam kalsium lainnya. Diketahui juga, bahwa
daya larut ekstrak metanol lebih
besar daripada ekstrak air.
No comments:
Post a Comment