Agave tequilana, biasa disebut agave biru (agave
azul), agave tequila, atau mezcal adalah tanaman agave yang merupakan produk ekonomi penting dari Jalisco, Meksiko, karena perannya sebagai bahan
dasar tequila. Tanaman
ini menghasilkan gula dalam jumlah tinggi, sebagian besar dalam bentuk fruktosa
dan memiliki sifat yang cocok untuk membuat minuman beralkohol.
Agave
tequila merupakan tanaman asli dari Jalisco, Meksiko. Tanaman ini tumbuh di
tempat yang tingginya lebih dari 1.500 meter dan tumbuh di tanah gembur dan
berpasir. Tanaman agave biru tumbuh menjadi tanaman
sukulen besar, dengan daun berdaging dan berduri yang
bisa mencapai lebih dari dua meter. Agave akan tumbuh menjadi tangkai tinggi
ketika berusia sekitar lima tahun dan bertambah setinggi lima meter dengan
bunga kuning di puncaknya. Tangkai ini akan dipotong dari tanaman komersial
sehingga tanaman akan menempatkan lebih banyak energi ke jantungnya.
Bunga-bunganya
diserbuki oleh kelelawar setempat
(Leptonycteris nivalis) dan
menghasilkan beberapa ribu biji per tanaman. Tanaman ini kemudian mati. Tunas
pada tanaman komersial dipotong ketika berusia sekitar satu tahun untuk
memungkinkan jantung tumbuh lebih besar. Tanaman ini kemudian direproduksi lagi
dengan menanam tunasnya, hal inilah yang telah menyebabkan banyaknya kehilangan
keanekaragaman genetik dalam agave biru yang dibudidayakan.
Tanaman
ini jarang untuk dipelihara sebagai tanaman hias, tetapi sebuah agave biru
berusia 50 tahun di Boston tumbuh dengan tangkai
setinggi 10 m (30 kaki) yang membutuhkan sebuah lubang di atap rumah kaca dan
berbunga pada musim panas 2006.
Tequila diproduksi dengan menghilangkan jantung (piña)
tanaman ini pada tahun ke-12. Piña yang siap panen biasanya memiliki berat
antara 36–91 kg (80-200 lb).[1] Jantungnya dikuliti dan dipanaskan untuk menghilangkan
getah, yang kemudian difermentasi dan didistilasi. Minuman lain seperti mezcal dan pulque juga dihasilkan dari agave biru dan agave lainnya
dengan metode yang berbeda (meskipun masih menggunakan getah) dan dianggap
lebih tradisional.
Sebagaimana
produksi agave telah berpindah ke skala industri sejak akhir 1980-an, penyakit
dan hama yang secara kolektif disebut sebagai TMA (tristeza y muerte de
agave, "kelayuan dan kematian agave"), telah mengancam tanaman.
Selama tahun 1990-an, penyakit menyebar, terutama jamur Fusarium dan bakteri Erwinia,
diperburuk oleh keanekaragaman genetik yang
rendah dari tanaman agave. Masalah lainnya termasuk kumbang agave, Scyphophorus acupunctatus, dan
jamur Thielaviopsis paradoxa. Menurut sebuah
studi tahun 2004, patogen tambahan seperti Erwinia
carotovora, Enterobacter agglomerans, Pseudomonas mendocina, dan Serratia sp.
menjadi penyebab atas pembusukan lanjutan.
No comments:
Post a Comment